CIBARUSAH – Kecamatan Cibarusah berhasil menjuarai Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Kabupaten Bekasi Tahun 2023. Selain itu, Cibarusah juga sekaligus menjadi perwakilan dari Kabupaten Bekasi dalam Lomba Teknologi Tepat Guna Tingkat Provinsi Jawa Barat.
Camat Cibarusah, Muhamad Kurnaepi mengatakan, berdasarkan surat dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa nomor : PM.0505/465-KPM/2023 menyebutkan bahwa Posyantek Antar Desa Kecamatan Cibarusah keluar sebagai juara pertama dengan koleksi nilai total sebesar 81,7.
“Posyantek Antar Desa Kecamatan Cibarusah membuat sebuah terobosan dan inovasi baru, yakni dengan membuat teknologi tepat guna berupa Kancing Bambu yang Alhamdulillah bisa keluar sebagai juara pertama,” ujar Kurnaepi pada Senin (27/03).
Kurnaepi juga mendukung Posyantek Antar Desa Kecamatan Cibarusah yang menjadi perwakilan dari Kabupaten Bekasi untuk maju dalam perlombaan Teknologi Tepat Guna Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2023.
“Melalui inovasi ini tentu akan menjadi sebuah ide baru dalam memanfaatkan tanaman bambu agar lebih produktif dan bernilai ekonomis,” katanya.
Ketua Posyantek Antar Desa Kecamatan Cibarusah, Ahmad Djaelani menjelaskan, lahirnya gagasan ataupun inovasi Kancing Bambu ini adalah berdasarkan dari melimpahnya hasil tanaman bambu di Kecamatan Cibarusah yang hampir bisa ditemui di setiap desa.
“Jadi dalam program teknologi tepat guna ini kita memanfaatkan hasil bumi yang potensinya sangat besar apabila dapat dimanfaatkan menjadi sebuah produk disamping hasil-hasil kerajinan tangan lainnya,” kata Djaelani.
Dia memaparkan, pengembangan teknologi tepat guna dengan memanfaatkan tanaman bambu menjadi sebuah produk merupakan jawaban atas tantangan pemberdayaan dan pemanfaatan potensi di wilayah untuk menggali nilai ekonomi.
“Oleh sebab itu, kita membuat secara manual berupa alat pembuatan kancing berbahan dasar bambu ini karena sebelumnya tidak pernah ada kancing yang terbuat dari bambu,” jelasnya.
Dia juga menambahkan, alat yang dibuatnya juga memiliki beberapa keunggulan yakni, lebih ramah lingkungan karena digunakan secara manual, pembuatan alat sangat terjangkau dan hemat energi.
“Outputnya kita telah buktikan, setiap produksi mampu memproduksi kancing bambu sebanyak 840 pcs per jamnya. Kita juga menafsir biaya kancing bambu yang bisa dijual dengan harga Rp. 5000/lusin,” ujarnya.