Cimahi (BRS) – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Sekda Jabar), Herman Suryatman, resmi membuka kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Terintegrasi 17 Dinas Sosial Jabar, Kota Cimahi, Jumat (15/8/2025).
MPLS tahun ajaran 2025/2026 ini diikuti 100 siswa jenjang SMP dan SMA, dan akan berlangsung selama dua minggu.
Sekda Herman menegaskan, sekolah rakyat di Jabar memiliki keunikan kurikulum dibanding daerah lain di Indonesia. Di dalamnya terdapat muatan lokal berbasis budaya Sunda, yakni Gapura Panca Waluya. Konsep ini menanamkan lima nilai utama pada siswa: cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), pinter (pintar), dan singer (sigap).
“Khusus di Jabar, kurikulum sekolah rakyat mendapat tambahan muatan lokal tentang Gapura Panca Waluya,” kata Sekda Herman.
Selain kurikulum, pemerintah juga menyiapkan dukungan finansial. Setiap siswa mendapat bekal uang saku sebesar Rp20 juta.
“Anak-anak juga perlu jajan, jadi atas arahan Pak Gubernur kita siapkan bekal sebesar Rp20 juta,” jelasnya.
Saat ini, terdapat 13 sekolah rakyat di Jabar dengan total 1.380 siswa. Jumlah itu terdiri dari 75 siswa SD, 675 SMP, dan 630 SMA. Tahun ini, Pemprov Jabar berencana menambah tiga sekolah baru sehingga total menjadi 16 unit dari 100 sekolah rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sekda Herman juga memastikan fasilitas sekolah rakyat di Jabar tergolong lengkap, mulai dari ruang kelas, laptop, laboratorium, hingga sarana olahraga. Para siswa pun tinggal di asrama representatif dengan menu makanan yang sehat.
“Saya titip ke para pendidik agar selalu memberi kasih sayang dan motivasi. Beberapa hari pertama mungkin anak-anak masih rindu rumah, tapi dengan fasilitas dan perhatian yang ada, mereka akan betah tinggal di sini,” pungkasnya.
Sekolah Rakyat Terintegrasi 17 Dinsos Jabar sendiri didukung 50 tenaga pendidik, termasuk kepala sekolah, guru, wali asrama, dan wali asuh.